Ayat Alquran yang menjelaskan tentang Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu pengetahuan adalah Surah al-Mujadalah ayat 11.
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan
kepadamu, berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah.
Niscaya Allah Swt. akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan,
berdirilah kamu, maka berdirilah. Niscaya Allah Swt. akan mengangkat (derajat)
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa
derajat. Allah Swt. Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (Surah al-Mujadalah/58:
11)
Ayat di atas menjelaskan semangat belajar, murah hati, mempersiapkan kesempatan mengikuti majelis sains, mempersiapkan segala sumber daya untuk menambah ilmu, serta senantiasa menambah keimanan dan ketakwaan.
Fakhruddin al-Razi menjelaskan bahwa Allah menaikkan derajat orang-orang beriman yang menaati Rasul-Nya dan orang-orang berilmu di antara mereka ke tingkat yang khusus. Lalu apa artinya ditinggikan?
Pertama, pendapat klasik mengatakan: diangkat ke posisi seperti orang yang pernah semajlis dengan Nabi. Kedua, pendapat umum: akan diberi pahala oleh Allah (Tafsir Mafatih al-Ghaib, 1420: 29/496). Pendapat pertama dan kedua adalah pendapat yang menjelaskan kedudukan kehormatan bagi mereka yang beriman dan berilmu.
Menurut Imam al-Qurthubi, Allah akan memberi pahala di akhirat dan kemuliaan selama di dunia, kemudian orang mukmin akan diangkat atas orang kafir, dan orang berilmu akan dinaikkan di atasa orang yang tidak berilmu.
Ibn Mas'ud berkata, melalui ayat ini Allah memuji kedudukan orang yang berilmu. Sedangkan derajat orang berilmu atas mukmin yang tidak berilmu adalah derajat beragama jika beramal berdasarkan ilmunya.
Secara umum, dalam ayat ini Allah meninggikan seseorang karena keimanannya, kedua karena ilmunya (Tafsir al-Qurthubi, 1964: 17 / 299-230). Jadi yang tinggi derajatnya adalah orang berilmu yang beriman.
Dipromosikan karena keyakinan, lalu gelar karena pengetahuan yang mereka miliki. Mereka akan menerima kemuliaan di dunia ini dan pahala di akhirat.
Al-Maraghi menegaskan bahwa Allah meninggikan orang-orang beriman dengan meninggikan statusnya di hari kiamat. Dan meninggikan derajat orang berilmu dengan derajat khusus, derajat dalam hal kehormatan dan martabat yang tinggi (Tafsir al-Maraghi, 1365, 15/28).
Wahbah al-Zuhaili menambahkan, Allah menaikkan derajat khusus berupa kehormatan dan martabat yang tinggi bagi mereka yang memadukan ilmu dan amal, karena ilmu dan martabat yang tinggi menginginkan amaliyah dan peningkatan (Tafsir al-Munir, 1418: 28/38).
Di sini kita memahami bahwa kedudukan orang-orang berilmu sangat luhur, mereka tidak hanya mendapatkan kemuliaan di dunia ini tetapi juga di akhirat, tetapi jika mereka menerapkan ilmunya.
Al-Syaukani menjelaskan, ayat ini umumnya untuk setiap mukmin dan orang yang berilmu agama, tidak ada kekhususan bagi orang tertentu, ayat ini merupakan kehormatan besar bagi orang yang berilmu, bahkan tentang kemuliaannya telah disebutkan dalam al-Qur'an dan para rasul hadits Nabi. (Tafsir Fath al-Qadir, 1414: 5/226).
Di antara hadits yang banyak dikutip oleh para tafsir tentang kedudukan dan derajat orang berilmu, antara lain terdapat dalam Tafsir al-Qurthubi:
Diriwayatkan dari Nabi, ia sebenarnya bersabda: "Jarak antara orang yang berilmu dan seorang budak adalah seratus derajat, jarak antara dua derajat itu seperti tujuh puluh tahun perjalanan kuda". Dan dari Nabi, "Keutamaan orang yang berilmu atas seorang budak adalah seperti bulan purnama saat malam di atas semua bintang". Dan dari Nabi: “Pada hari kiamat ada tiga kelompok yang menjadi perantara: para nabi, ulama, dan syuhada”, maka tempat yang paling mulia adalah di tengah antara nubuatan dan kesaksian Nabi (Tafsir al- Qurthubi, 1964: 17/300).
Jadi kesimpulannya, Allah berjanji akan mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu dan janji Allah kepada orang yang beriman dan berilmu pastilah benar.
Diantara keutamaan orang yang berilmu adalah ditinggikan derajatnya oleh allah swt adalah punya martabat dan kemulian, baik di dunia maupun di akhirat. Semoga kita mendapatkan keutamaan orang beriman dan berilmu tersebut.
