Kisah Nusaibah Binti Kaab


Kali ini Kami akan menulis sebuah kisah Nusaibah BintiKaab singkat. Nusaibah binti ka'ab merupakan salah seorang sahabat rasulullah yang tinggal di Madinah. Ia menikah dengan Zaid bin Ashim, seorang pemuda Madinah yang gagah. Nusaibah dan Zaid hidup bersama dengan tentram sampai mereka dikaruniai dua orang Putra yaitu Abdullah dan Habib.

Suatu hari, saya tiba di rumah dengan wajah berseri-seri. Ia bercerita dengan penuh semangat bahwa dirinya baru saja bertemu dengan Mush'ab bin Umair, seorang utusan yang dikirim oleh Muhammad bin Abdullah, seorang penduduk Mekah.

Utusan itu menyampaikan ajaran Islam dan kabar tentang diutusnya Muhammad sebagai Rasul bagi seluruh umat manusia. Uraian Mush'ab sangat menarik hati Zaid. Ajaran Islam begitu jelas dan jernih.

Tidak ada keraguan dalam diri Zaid saat mendengar uraian Mush'ab. Pada kesempatan itu, Mush'ab juga bercerita tentang perlakuan kaum kafir Quraisy terhadap kaum muslimin di Mekah.

Nusaibah menyimak cerita suaminya dengan penuh perhatian. Sudah jelas baginya, suaminya tertarik dengan ajaran yang diserukan oleh Muhammad yang masih tergolong kerabat Nusaibah. Benar saja, tak lama kemudian dijahit dengan tegas menyatakan keislamannya.

Nusaibah termenung sejenak. Saya mencoba mencerna perkataan suaminya. Nuraninya membenarkan apa yang didengarnya. Tidak ada keraguan lagi dalam dirinya. Ia pun mengikrarkan keislamannya dihadapan suaminya.

Zaid merasa bersyukur dengan keislaman nusaibah. Mereka berdua berjanji untuk berbaiat kepada Rasulullah pada musim haji yang akan datang.

Akhirnya, musim haji yang ditunggu-tunggu. Nusaibah dan Zaid bergegas pergi ke Mekkah untuk bertemu dengan Rasulullah. Ditengah keramaian suasana musim haji, zaid bertemu dengan Rasulullah dan mengabarkan keislamannya.

Rupanya Zaidan tidak sendirian, bersamanya ada pemuda-pemuda yang juga telah bersyahadat. Betapa gembira hati Rasulullah mendengar penuturan Zaid. Pada kesempatan tersebut, z juga berjanji untuk melakukan baiat kepada Rasulullah.

Suatu malam, saat penduduk Makkah Tengah terlelap, zaid, nusaibah dan beberapa orang lainnya bertemu dengan Rasulullah dan Abbas, paman beliau di sebuah tempat bernama aqabah. Di tengah jamt keheningan malam, mereka semua bersumpah setia kepada Rasulullah.

Setelah peristiwa baiat tersebut, rombongan itu kembali ke Madinah. Sekembalinya dari Mekkah, iman nusaibah semakin berkobar. Sepenuh waktu dan tenaganya diberikan untuk dakwah dan mendidik anak-anak. Terlebih, setelah Rasulullah dan kaum Muhajirin berhijrah ke Madinah.

nusaibah binti kaab kisah

Nusaibah mendidik anak-anak agar tumbuh menjadi Mujahid Mujahid Perkasa yang rela berkorban demi Islam. Usahanya tidak sia-sia. Abdullah, putranya berjuang dengan gagah berani pada Perang Badar, suatu pertempuran Dahsyat yang diakhiri dengan kemenangan kaum muslimin.

Saat pasukan kaum muslimin kembali ke Madinah, dengan penuh rasa syukur nusaibah menyambut kedatangan Abdullah dan memeluknya dengan penuh Kerinduan.

Beberapa saat setelah kembalinya Abdullah dari Perang Badar, zaid meninggal dunia. Nusaibah berduka dengan kematian suaminya. Namun Ia tetap istiqomah dalam keimanan dan keikhlasan mendidik anak-anaknya.

Kekalahan di Perang Badar membuat kaum kafir Quraisy semakin membenci kaum muslimin. Mereka berkumpul di daerah uhud untuk melawan kaum muslimin. Akhirnya, pecahlah Perang Uhud. Dalam pertempuran kali ini, nusaibah turut serta untuk merawat pasukan yang luka-luka memberi Mereka minum.

Pertempuran kali ini berlangsung sengit. Semula, kaum muslimin meraih kemenangan. Namun kemudian keadaan berbalik. Kaum kafir Quraisy berhasil memukul mundur kaum muslimin. Mereka menyerbu ke tengah-tengah streaming dengan bengis.

Mereka juga mengancam keselamatan Rasulullah. Menyaksikan itu semua, dengan gagah berani nusaibah segera terjun ke Kancah pertempuran. Tanpa memperdulikan keselamatan dirinya, ia bertempur untuk melindungi Rasulullah.

Bersama putranya Abdullah, Nusaibah bertempur dengan penuh semangat. Saat putranya terluka dengan kata nusaibah merawat lukanya.

Nusaibah bertempur dengan gagah berani. Darah mengalir membasahi tubuhnya akibat 13 luka di sekujur tubuhnya. Menyaksikan keadaan nusaibah, rasulullah segera berteriak memanggil Abdullah agar membalut luka ibunya.

Beliau juga mendoakan keberkahan bagi Nusaibah sekeluarga. Mendengar doa tersebut serta merta Nusaibah berseru, "Ya Rasulallah doakanlah agar kami menjadi temanmu di surga". Rasulullah memenuhi keinginan nusaibah. Kemudian beliau berdoa kembali, "Ya Allah jadikanlah mereka teman-teman surga"

Mendengar doa Rasulullah, bahagialah hati Nusaibah. Ya terus bertempur hingga luka-lukanya tidak lagi mampu bergerak. Selesai pertempuran, iya amat bersyukur karena mendengar Rasulullah selamat.


Tag : kisah, Nusaibah Binti Kaab
Back To Top