Ada sahabat yang bertanya tentang apa bedanya antara rasul dan nabi. Atas pertanyaan itulah Saya membuat artikel ini yang berjudul perbedaan nabi dan rasul menurut Islam, karena tentunya pastilah berbeda pandangan antara definisi dalam Islam dengan Kristen misalnya. Sebagai contoh, Nabi Isa dalam Islam termasuk kategori rasul, namun dalam agama mereka, Nabi Isa itu disejajarkan dengan Tuhan. Tentu sah-sah saja bagi mereka, namun tidak bagi muslim karena yang namanya Tuhan dalam Islam adalah Dzat yang maha segalanya, termasuk maha berbeda dengan makhluknya, tidak beranak, tidak dilahirkan, maha awal, abadi, tidak berdiam diri pada suatu tempat, tidak terkena perubahan zaman dan lain sebagainya yang keseluruhan sifat-Nya bisa kita pelajari dalam ilmu tauhid. Sebab jika Tuhan mempunyai watak dan sifat yang sama dengan makhluknya, tentu punya sifat kekurangan, kalau suatu dzat punya sifat kekurangan, maka layakkah disebut Tuhan secara mutlak ?
Oke, kita kembali ke tema membicarakan perbedaan rasul dan nabi dalam Islam. Namun sebelum Saya bahas perbedaan antara keduanya, sobat mesti tahu dulu pengertiannya, apa itu nabi dan apa itu rasul. Kata nabi dan rasul, keduanya berasal dari kosa kata dalam Bahasa Arab. Nabi asal dasar katanya adalah النبأ artinya kabar berita atau wahyu Allah. Dikatakan demikian karena Nabi adalah pembawa berita dari Allah SWT. Sedangkan rasul berasal dari kata dasar ارسل yang berarti membimbing dan mengarahkan.
Dengan melihat definisi di atas, sebenarnya sudah bisa tangkap dengan jelas perbedaan keduanya secara garis besar yaitu nabi hanya menerima wahyu tanpa ditugaskan untuk mendakwahkannya sedangkan rasul menerima wahyu sekaligus mendapat tugas untuk membimbing umatnya.
Untuk penjelasannya secara terperinci mengenai perbedaan antara rasul dan nabi, silahkan baca penjelasannya di bawah ini.
Dengan melihat asal kata di atas bahwa seorang Nabi adalah orang pilihan Tuhan yang menerima wahyu atau berita dari Tuhannya untuk dirinya sendiri tanpa ada perintah harus disampaikan kepada masyarakat yang hidup di zaman beliau. Masalah beliau mau menyebarkannya juga, itu adalah hak beliau karena memang dibolehkan namun nabi tidak dituntut oleh Allah untuk menyebarkan wahyu yang diterimanya. Sedangkan seorang Rasul adalah manusia pilihan Tuhan yang menerima wahyu dari Allah SWT untuk disampaikan kepada segenap umatnya disamping untuk dirinya sendiri. Umatnya disini tentu ada batasan tertentu sesuai dengan titah Tuhannya. Sebagai contoh, Isa a.s adalah seorang Rasul yang mendapat wahyu dari Allah yang terhimpun dalam Kitab Injil untuk disampaikan kepada Kaum Bani Israil. Nabi Muhammad adalah Rasul Allah yang mendapatkan mandat untuk mengabarkan ketauhidan melalui Al Quran kepada umat manusia yang ada di bumi karena Allah memilih Baginda sebagai rasul terakhir dan tak akan ada rasul lain setelahnya sampai hari kiamat, sesuai dengan firman Allah :
Nabi hanya bertugas untuk melanjutkan atau menguatkan dan mengamlakan aturan Tuhan dari rasul sebelum nabi tersebut. Sedangkan seorang rasul diutus dengan membawa aturan yang baru dan juga mengamalkannya namun tentunya masih satu sumber dan satu tema yaitu ketauhidan, hanya dalam hal cara beribadah yang agak sedikit berbeda.
Seorang nabi diutus kepada kaum yang sudah beriman untuk menguatkan keimanan dan ketauhidan mereka. Sedangkan seorang rasul diutus oleh Allah kepada kaum yang belum beriman atas ke-esaan Allah.
Dari segi jumlah, para nabi sangat banyak melebihi jumlah para raul, bahkan jumlahnya sampai ratusan ribu. Ada keterangan yang menyatakan bahwa jumlah nabi yang diutus oleh Allah mencapi 124 ribu orang. Seangkan jumlah rasul jauh lebih sedikit dibanding dengan nabi, menurut keterangan, hanya ada 313 rasul yang Allah utus dan 25 diantaranya wajib diketahui dan diyakini adanya oleh umat Islam karena termasuk dalam rukun iman.
Perbedaan lainnya adalah dari cara menerima wahyu. Nabi hanya mendapatkan atau menerima wahyu melalui mimpi. Sedangkan rasul bisa menerima wahyu Allah melalui berbagai cara, bisa lewat mimpi, melalui malaikat yang datang sekaligus berkomunikasi secara langsung dengan malaikat atau cara lainnya yang tidak dimengerti oleh orang biasa namun dapat dimengerti oleh nabi bahwa itu adalah wahyu. Dengan demikian, para nabi belum tentu diberi suhuf atau kitab, sedangkan para rasul pasti diberikan kitab atau panduan.
Ketika menjalankan syriat dari Allah, ada sebagian dari para nabi yang dibunuh oleh kaumnya sendiri. Namun untuk para rasul, semua percobaan tipu daya dan strategi untuk membunuh rasul oleh kaumnya, tidak mampu mereka lakukan karena semua makar mereka tak akan mampu menerobos perlindungan dari Allah buat para utusan-Nya. Begitu pula dengan kasus Nabi Isa a.s. Para umatnya menganggap bahwa Nabi Isa dibunuh dan disalib oleh kaumnya, namun dalam pandangan Islam, justru Nabi Isa diselamatkan dari makar mereka dan Allah menggantinya dengan makar Allah kepada mereka yang tidak mengimani syari'at beliau waktu itu.
Dengan demikian bisa kita simpulkan bahwa setiap rasul adalah seorang nabi pula, tetapi tidak setiap nabi adalah seorang rasul.
Itulah beberapa perbedaan yang bisa Saya jelaskan buat Anda semua, mudah-mudahan bisa dipahami dan tentunya kita sebagai umat Islam, bisa lebih yakin seyakin-yakinnya akan kenabian dan kerasulan manusia pilihan Allah yang telah diutus oleh Allah khususnya pada 25 Nabi yang wajib dikrtahui yang terdapat dalam Al Quran dan tentunya lebih khusus lagi, junjunan kita Nabi Besar Muhammad SAW sebagai penutup para Rasul. Semoga buah keimanan kita akan menimbulkan cinta pada Sang Nabi dan buah cinta pada beliau, akan melahirkan syafaat atau pertolongan beliau kepada kita umatnya, sehingga terbebas dari siksa api neraka, walaupun kita dipenuhi dengan berbagai macam dosa. Insya Allah, seorang yang mencintai, akan dikumpulakan dengan orang yang dicintainya.
Mengenai persamaan antara nabi dan rasul, insya Allah akan Saya tulis pada artikel selanjutnya, hanya saja secara garis besar persamaan antara keduannya adalah mempunyai sifat yang sama yaitu sidiq, amanah, fathonah serta cendrung ingin bertabligh walaupun untuk para nabi, mereka tidak diwajibkan untuk bertabligh kepada kaumnya. Wallahu a'lam.
Oke, kita kembali ke tema membicarakan perbedaan rasul dan nabi dalam Islam. Namun sebelum Saya bahas perbedaan antara keduanya, sobat mesti tahu dulu pengertiannya, apa itu nabi dan apa itu rasul. Kata nabi dan rasul, keduanya berasal dari kosa kata dalam Bahasa Arab. Nabi asal dasar katanya adalah النبأ artinya kabar berita atau wahyu Allah. Dikatakan demikian karena Nabi adalah pembawa berita dari Allah SWT. Sedangkan rasul berasal dari kata dasar ارسل yang berarti membimbing dan mengarahkan.
Dengan melihat definisi di atas, sebenarnya sudah bisa tangkap dengan jelas perbedaan keduanya secara garis besar yaitu nabi hanya menerima wahyu tanpa ditugaskan untuk mendakwahkannya sedangkan rasul menerima wahyu sekaligus mendapat tugas untuk membimbing umatnya.
Untuk penjelasannya secara terperinci mengenai perbedaan antara rasul dan nabi, silahkan baca penjelasannya di bawah ini.
Dengan melihat asal kata di atas bahwa seorang Nabi adalah orang pilihan Tuhan yang menerima wahyu atau berita dari Tuhannya untuk dirinya sendiri tanpa ada perintah harus disampaikan kepada masyarakat yang hidup di zaman beliau. Masalah beliau mau menyebarkannya juga, itu adalah hak beliau karena memang dibolehkan namun nabi tidak dituntut oleh Allah untuk menyebarkan wahyu yang diterimanya. Sedangkan seorang Rasul adalah manusia pilihan Tuhan yang menerima wahyu dari Allah SWT untuk disampaikan kepada segenap umatnya disamping untuk dirinya sendiri. Umatnya disini tentu ada batasan tertentu sesuai dengan titah Tuhannya. Sebagai contoh, Isa a.s adalah seorang Rasul yang mendapat wahyu dari Allah yang terhimpun dalam Kitab Injil untuk disampaikan kepada Kaum Bani Israil. Nabi Muhammad adalah Rasul Allah yang mendapatkan mandat untuk mengabarkan ketauhidan melalui Al Quran kepada umat manusia yang ada di bumi karena Allah memilih Baginda sebagai rasul terakhir dan tak akan ada rasul lain setelahnya sampai hari kiamat, sesuai dengan firman Allah :
مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu., tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”
(QS. Al Ahzab : 40)
Nabi hanya bertugas untuk melanjutkan atau menguatkan dan mengamlakan aturan Tuhan dari rasul sebelum nabi tersebut. Sedangkan seorang rasul diutus dengan membawa aturan yang baru dan juga mengamalkannya namun tentunya masih satu sumber dan satu tema yaitu ketauhidan, hanya dalam hal cara beribadah yang agak sedikit berbeda.
Seorang nabi diutus kepada kaum yang sudah beriman untuk menguatkan keimanan dan ketauhidan mereka. Sedangkan seorang rasul diutus oleh Allah kepada kaum yang belum beriman atas ke-esaan Allah.
Dari segi jumlah, para nabi sangat banyak melebihi jumlah para raul, bahkan jumlahnya sampai ratusan ribu. Ada keterangan yang menyatakan bahwa jumlah nabi yang diutus oleh Allah mencapi 124 ribu orang. Seangkan jumlah rasul jauh lebih sedikit dibanding dengan nabi, menurut keterangan, hanya ada 313 rasul yang Allah utus dan 25 diantaranya wajib diketahui dan diyakini adanya oleh umat Islam karena termasuk dalam rukun iman.
Perbedaan lainnya adalah dari cara menerima wahyu. Nabi hanya mendapatkan atau menerima wahyu melalui mimpi. Sedangkan rasul bisa menerima wahyu Allah melalui berbagai cara, bisa lewat mimpi, melalui malaikat yang datang sekaligus berkomunikasi secara langsung dengan malaikat atau cara lainnya yang tidak dimengerti oleh orang biasa namun dapat dimengerti oleh nabi bahwa itu adalah wahyu. Dengan demikian, para nabi belum tentu diberi suhuf atau kitab, sedangkan para rasul pasti diberikan kitab atau panduan.
Ketika menjalankan syriat dari Allah, ada sebagian dari para nabi yang dibunuh oleh kaumnya sendiri. Namun untuk para rasul, semua percobaan tipu daya dan strategi untuk membunuh rasul oleh kaumnya, tidak mampu mereka lakukan karena semua makar mereka tak akan mampu menerobos perlindungan dari Allah buat para utusan-Nya. Begitu pula dengan kasus Nabi Isa a.s. Para umatnya menganggap bahwa Nabi Isa dibunuh dan disalib oleh kaumnya, namun dalam pandangan Islam, justru Nabi Isa diselamatkan dari makar mereka dan Allah menggantinya dengan makar Allah kepada mereka yang tidak mengimani syari'at beliau waktu itu.
Dengan demikian bisa kita simpulkan bahwa setiap rasul adalah seorang nabi pula, tetapi tidak setiap nabi adalah seorang rasul.
Itulah beberapa perbedaan yang bisa Saya jelaskan buat Anda semua, mudah-mudahan bisa dipahami dan tentunya kita sebagai umat Islam, bisa lebih yakin seyakin-yakinnya akan kenabian dan kerasulan manusia pilihan Allah yang telah diutus oleh Allah khususnya pada 25 Nabi yang wajib dikrtahui yang terdapat dalam Al Quran dan tentunya lebih khusus lagi, junjunan kita Nabi Besar Muhammad SAW sebagai penutup para Rasul. Semoga buah keimanan kita akan menimbulkan cinta pada Sang Nabi dan buah cinta pada beliau, akan melahirkan syafaat atau pertolongan beliau kepada kita umatnya, sehingga terbebas dari siksa api neraka, walaupun kita dipenuhi dengan berbagai macam dosa. Insya Allah, seorang yang mencintai, akan dikumpulakan dengan orang yang dicintainya.
Mengenai persamaan antara nabi dan rasul, insya Allah akan Saya tulis pada artikel selanjutnya, hanya saja secara garis besar persamaan antara keduannya adalah mempunyai sifat yang sama yaitu sidiq, amanah, fathonah serta cendrung ingin bertabligh walaupun untuk para nabi, mereka tidak diwajibkan untuk bertabligh kepada kaumnya. Wallahu a'lam.