Hadits Tentang Silaturahmi Memperpanjang Umur


Dalam sebuah hadits shahih tentang silaturahmi memperpanjang umur dengan sanad hasan, namun shahih dengan keseluruhan jalannya, Imam Bukhari rahimahullah berkata :

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي يَعْقُوبَ الْكِرْمَانِيُّ، حَدَّثَنَا حَسَّانُ، حَدَّثَنَا يُونُسُ، قَالَ مُحَمَّدٌ هُوَ الزُّهْرِيُّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: ” مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ ”

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abi Ya’qub Al-Kirmani, telah menceritakan kepada kami Hassan, telah menceritakan kepada kami Yunus, telah berkata Muhammad, ia adalah Az-Zuhri, dari Anas bin Malik ra, dia berkata: Saya mendengar Rasulallah shallallaahu  'alaihi wa sallam bersabda : "Barangsiapa yang rizkinya bisa dilebarkan dan ditangguhkan kematiannya, maka bersilaturahimlah" 
[Shahih Bukhari no. 2067]

Lalu bagaimana kita bisa hidup lama padahal Allah ta'ala menyatakan:

وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ مُعَمَّرٍ وَلا يُنْقَصُ مِنْ عُمُرِهِ إِلا فِي كِتَابٍ

"Dan itu bukan diperpanjang umur seorang yang berumur panjang, dan juga tidak akan berkurang umurnya, tapi sudah ditetapkan di dalam Kitab (Lauh Mahfudh)"
[QS. Faathir : 11]

Beberapa ilmuwan menafsirkan bertambahnya usia pada hadits di awal adalah penambahan berkatnya, sehingga usianya penuh dengan perbuatan baik.

Misalnya, usianya telah ditentukan enam puluh tahun. Ketika dia bersilaturrahim, usianya tidak menjadi lebih dari enam puluh tahun, namun Tuhan memberikan berkah di umurnya dengan melakukan perbuatan baik, memberi sedekah, memiliki hati yang tenang, selalu menghadap Allah, memiliki iman. Jadi Allah memberkati usianya.

Ada orang lain yang berumur enam puluh tahun juga, tapi Tuhan tidak memberkati dia, karena di usianya tidak ada iman dan tidak beragama, tidak ada sholat, tidak taat, dan tidak ada dzikir. Hanya ada penyimpangan, penolakan, penyangkalan, dan ketidaktaatan, jadi tidak ada berkat di usianya. Hari-harinya dan waktunya berlalu tanpa dia menyimpan apa pun untuk kehidupan setelah kematiannya. Ini benar-benar sebuah kesalahan dan kerugian nyata.

Menurut ulama Sunnah, usianya tidak ditambah beberapa hari, beberapa bulan, atau beberapa tahun. Tapi seperti yang ditentukan oleh Tuhan saat berada di perut ibu. Jadi, umurnya tetap begitu, tapi Tuhan menambahkannya pada perbuatan baik dan berkat yang dibuat pada usianya, hari-harinya, bulan-bulan, dan tahun-tahunnya. Jadi, seolah-olah usianya bertambah.

Namun beberapa ilmuwan lainnya masih menafsirkan adanya perolehan usia sebagai hal yang nyata, dengan penjelasannya dikaitkan dengan takdir manusia.

Memang ada dua macam takdir. Pertama, taqdir mutlak, nasib yang sudah tertulis di Lauh Mahfudh. Takdir inilah dengan apa yang dimaksud di nash-nash diatas. Kedua, takdir mu'allaq atau muqayyad, yaitu takdir yang tertulis di lembaran malaikat yang masih mungkin untuk dihapuskan atau dikonfirmasi.

Sama saja dengan masalah rizki. Rizki itu ada dua macam. Pertama, rizki hanya ditetapkan oleh Tuhan, ini tidak berubah. Kedua, rizki yang ditulis Allah dan Dia berikan informasinya kepada para malaikat. Jenis rizki ini bisa meningkat dan bisa turun tergantung apa sebab musababnya.

Penyebab yang menghasilkan rizki sendiri termasuk apa yang telah Allah tetapkan dan tuliskan. Jika sejak awal Tuhan memberi rizki kepada seorang hamba dengan usaha dan kerja keras, maka Tuhan akan mengilhami dia untuk mencoba berusaha dan bekerja. Dan rizki adalah apa yang Allah tentukan baginya melalui mediasi usaha dan pekerjaan; dan dia tidak bisa mendapatkannya tanpa melalui kerja. Dan rizki yang telah ditentukan Allah baginya tanpa melalui pekerjaan, misalnya dengan kematian ahli warisnya, maka rizki mendatanginya tanpa pekerjaan.

Jadi, usia memang bisa meningkat dengan sebab-sebab yang dijelaskan oleh nash, seperti menghubungkan persaudaraan (silaturrahmi), sholat, dan lainnya, yang meningkat dengan menghapus ketentuan / takdir yang ada dalam catatan seorang malaikat. Tetapi kenaikan tersebut sebagai akibat sebab yang dilakukan oleh seseorang itu merupakan bagian dari takdir mutlak yang telah ditulis Allah dalam Lauh Mahfudh lima puluh ribu tahun sebelum Tuhan menciptakan langit dan bumi.


Artikel lainnya :
- hadits silaturahmi dapat memperlancar rezeki
- silaturahmi mendatangkan rezeki

Sumber :
https://bumiislam.wordpress.com/2014/06/27/hadist-silaturahmi-panjangkan-umur-dan-luas-rejeki/
http://www.bacaanmadani.com/2016/05/makna-hadits-tentang-silaturahim-dapat.html

Tag : hadits silaturahmi
Back To Top